“Hai …. Perkenalkan namaku Merlitha Angelina , panggil saja aku Angel atau orang-orang paling sering memanggilku Litha… Aku adalah siswi SMA yang sangat teramat biasa-biasa saja dan mempunyai tempat favorit yaitu loteng, karena disana aku bisa merasa lebih tenang … Aku tidak cantik , aku tidak pintar , bahkan aku juga tidak begitu baik … Mungkin bila berada di sekolah , semua orang selalu mengira aku tidak memiliki beban hidup dan juga gadis kasar tetapi baik . Hal itu mungkin karena aku sering tertawa dan jarang sekali menangis … Tetapi sebenarnya aku menyimpan sebuah rahasia besar dalam hidupku …
Rahasia yang benar-benar merupakan kelemahan dari senyumku …
Rahasia yang selalu membuatku sedih …
Aku memiliki keluarga yang lengkap … Ada ayah dan ibu serta aku saja Bisa dibilang aku ini adalah anak tunggal … Mungkin mereka akan mengira , anak tunggal terutama perempuan … Pasti akan sangat disayang orangtuanya ketimbang segalanya dan benar-benar merasakan apa itu kasih sayang dan CINTA …
Seandainya memang begitu …
Mungkin aku akan sangat bahagia …
Akan tetapi …
Keluargaku tidak memperlakukanku dengan baik seperti sewajarlah dan sebenarnya ibuku yang sekarang itu adalah ibu angkatku … ibu kandungku sudah meninggal dan aku sangat mengingat kalimat akhirnya … “apapun yang terjadi … hadapilah dengan kuat dan ceria ,Angel” semenjak itu aku benar-benar menghadapi segalanya dengan senyuman … akan tetapi ayah dan ibu angkatku hanya memperdulikan pekerjaannya saja …Singkat cerita … Semenjak ibu kandungku meninggal aku tak pernah merasakan apa yang dinamakan CINTA…
Bahkan aku sempat tak percaya dengan sesuatu yang namanya cinta … Ketika aku mu lai merasakan sesuatu yang dinamakan cinta , ternyata justru aku yang dikhianati dan merasa dibohongi … Hal itu benar-benar membuatku tak percaya lagi dengan sesuatu yang dinamakan cinta .
Tetapi itu ternyata hanya pandangan sebelah mataku , ternyata pemikiranku soal itu sama sekali salah … Apa kalian mau mendengar ceritaku ?”
♥Mean Of True Love♥
“hidup ini penuh dengan rintangan yang sulit kita mengerti dan selalu terlihat tidak adil meskipun kita sudah berusaha melakukan yang terbaik (L)”
Cerita ku ini berawal ketika aku baru masuk SMA favorit di daerah kawasan Jakarta tempat tinggalku , ketika aku sedang kebingungan mencari kelasku , salah satu teman baikku Vya menunjukan kelas ku karena kebetulan kami sekelas … Yang membuatku senang bukan hanya itu saja, tetapi Aku , Vya , Kenya , Dion , Mira , Lucy , Liana sekelas di kelas X-4. Kami adalah sahabat dari kami baru bertemu di kelas 7… Kami bahkan sampai menamai kelompok kami dengan sebutan “W.G”
Ketika bel tanda istirahat pertama berbunyi , aku dan teman-temanku menuju ke kantin. Ketika aku sedang asyik bercanda dengan teman-teman dan ada yang tak sengaja mendorongku , aku tak sengaja menabrak seorang kakak kelas 12 yang rasanya wajahnya tak asing lagi bagiku , tapi aku tak tahu dimana aku pernah bertemu dengannya. “ma-maaf kak saya gak sengaja!”kataku seraya berlari menuju ke arah teman-temanku yang menghindari kakak tersebut. Tapi kenapa mereka menghindari kakak itu? Tiba-tiba Vya menyeretku ke toilet dan berkata“lu inget kan kak Rino?” “inget napa? Jgn bilang itu cowok yang gue tabrak tadi?” tanyaku dan Vyapun meng-iya kannya ,
Ternyata cowok yang kutabrak itu adalah Kak Rino , cowok yang disukai Mira dulu dan kak Rino menyukaiku sehingga aku kecentilan dengannya. Sifatku sungguh buruk dulu, pantas saja mereka berenam menjauhiku. Akupun menjadi cemas karena takut Mira terlalu memikirkannya…
Ketika kami akan kembali ke kelas , aku berkata “weh,gue ada urusan, lu pada duluan aja , ntar gue nyusul” “iyaa… ati-ati mata jangan nabrak lagi nanti hhahhahahha ” jawab Kenya mengejekku ,akupun langsung pergi setelah pamit. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya aku mencari lokasi loteng yang merupakan tempat favoritku dan mamaku dulu sebelum mamaku meninggal , bisa dibilang loteng itu telah menjadi kenangan terakhirku dengan mamaku. Sesampainya disana aku menatap kebawah dan tak sengaja melihat dari atas ada seorang anak kecil yang tampak akrab bermain dengan ayah dan ibunya yang kelihatan begitu menyayanginya di taman depan sekolahku. Akupun menjadi sedih mengingat tingkah laku papa dan ibu angkatku. Tiba-tiba Alex mengagetkanku seperti biasanya. Alex adalah teman sekelasku sekaligus temanku dari kecil. Sebenarnya dia pintar, baik, dan tampangnya lumayan, tapi dia selalu mengusiliku sehingga aku sering infeel dengannya. Orang lain memanggilku Litha kecuali dia, dia memanggilku Angel seperti mendiang mamaku , papa , dan juga ibu angkatku. Ia pun bertanya “lu napa nangis Angel?”, “…” aku diam dan menjawab “gak kok! Orang gue Cuma kelilipan!” jawabku seraya segera pergi darinya. Alexpun melihat ke bawah ketika aku pergi dan dia menyadari mengapa aku sedih.Yaaa.. dia memang tahu semuanya dari aku masih kecil karena aku sering curhat padanya karena entah mengapa aku hanya bisa menceritakan kehidupanku padanya.
Ketika aku berjalan menuju kelas, ada seorang kakak kelas 11 wakil ketua ekskul kesenian bernama Ryan yang memanggilku dan mengajakku masuk ke clubnya karena waktu SMP aku terkenal jago menggambar dan memiliki kreasi yang bagus. Aku sebenarnya malas mengikuti ekstrakulikuler bila tak ada teman, akhirnya aku yang malu mengakuinyapun beralasan bahwa aku akan memikirkannya karena aku tidak sempat dan ia berkata bila aku tertarik mengikuti ekstrakuliluler tersebut, aku bisa dating ke kelasnya di XI-5. Setelah itupun aku beranjak ke tempat teman-temanku yang Nampak mencari-cariku. Akupun menceritakan hal tersebut kepada mereka dan berkata akan masuk ke klub tersebut menemaniku. Dan yang mengejutkan kita ketika kita baru saja mendaftar, ternyata ketua dari klub tersebut adalah kak Rino! Akupun segera meyakinkan Mira bahwa aku tak akan mengulangi kesalahanku dulu.
Waktupun berlalu , sudah 6 bulan kami bersekolah dan mengikuti ekskul tersebut dan selama itu pula kak Ryan selalu saja berusaha mendekatiku. Awalnya aku cuek , tapi lama-kelamaan akupun mulai tertarik dengannya dan akhirnya dia mengatakan bahwa dia menyukaiku sehingga sekarang ini kami sedang berpacaran. Aku sungguh merasa sangat senang , karena Ryan itu benar-benar baik dan juga kreatif. Dia benar-benar merupakan cinta pertamaku yang membuatku mulai percaya dengan “cinta”. Dia benar-benar merupakan obat dari rasa sakitku setiap aku dirumah dan melihat tingkah laku orangtuaku. Entah mengapa aku tak pernah bisa menceritakan tentang keluargaku seperti aku bisa bercerita dengan Alex dulu. Aku piker mungkin aku hanya tidak siap. Alex selalu saja berkata “ngel! Jangan percaya ama Ryan! Dia tuh Cuma mau mainin lu Angel!”, tetapi aku tidak pernah menggubrisnya dan marah padanya sampai sekarang, mungkin sudah 1,5 bulan aku tak pernah bicara lagi dengannya. Dan aku juga mulai merasa aku jadi mulai tidak begitu memperhatikan sahabat-sahabatku karena asyik pacaran dengan Ryan.
Hingga suatu hari kak Rino dan Ryan memilihku untuk menjadi Ketua ekskul kesenian selanjutnya dan memanggilku sendirian ke ruang kesenian untuk membicarakan progam-progam untuk nanti di tahun baruan. Tiba-tiba Ryan meminta ijin untuk ke toilet meninggalkan aku berdua dengan Kak Rino. Kak Rino bertanya tentang Mira , akupun mengerti bahwa ternyata Kak Rino mulai tertarik dengan Mira dan berencana untuk menyatakannya pada Mira. Aku sangat senang mendengarnya, sanking senangnya aku tak sadar bahwa ternyata ada kecoak di bahuku. Aku menyadarinya ketika kak Rino segera mengambilnya dari pundakku karena ia tahu bahwa kecoak merupakan satu-satunya hewan yang paling aku benci. Tetapi bagaimana bisa ada kecoak di ruang kesenian? Tiba-tiba aku merasa melihat Blitz dari kamera, aku tak mengerti dan tak menggubrisnya, aku kira itu hanya pantulan cahaya matahari karena kebetulan waktu itu siang hari.
Keesokan harinya ketika aku hanya berjalan berdua dengan Mira karena ingin melancarkan rencana Kak Rino yang ingin menembak Mira, tiba-tiba Ryan dating menghampiriku dan Mira sambil marah-marah dan menunjukkan sebuah foto yang berisikan fotoku bersama kak Rino yang memegang pundakku seolah ingin menciumku padahal kak Rino ingin mengambil kecoak yang ada di pundakku. Ryan pun saat itu juga meminta putus denganku dan segera pergi menjauhiku. Padahal waktu itu adalah hari jadi 2 bulan kita. Mira yang melihat foto itupun juga tampak marah dan menjauhiku. Aku yang sedang sangat ingin sendiripun pergi menuju loteng sendirian dan tak sengaja bertemu dengan Alex yang berkata “ngel, gue Cuma mau bilang, Ryan itu tuh jadiin lu Cuma buat barang taruhan sekaligus balesin dendamnya Mia temen sekelas kita yang sirik ama lu karena lu punya banyak teman dan juga bisa tertawa setiap saat! Sekarangpun dia putusin lu karena Mia yang minta! Gue tahu lu marah ama gue, tapi lu dengerin gue dong , jel!” meski begitu aku tetap tak percaya dengannya samasekali “gak lex…. Gak! Ini semua Cuma salah paham… Ryan gak mungkin gitu ke gue! Dia gak mungkin setega itu ke gue Lex! Gue sayang dan percaya ama dia! LEBIH PERCAYA DIA DARIPADA LOE!” marahku seraya menamparnya dan segera pergi darinya.
Ketika pulang sekolah aku melihat Mira dan akupun mengejarnya dan berkata “Mir! Mir! Pliss dengerin gue dulu… Itu semua Cuma salah paham Mir!”, Mira terlihat cuek dan tiba-tiba kami melihat Ryan bersama Mia sedang bercakap-cakap tentangku dan Ryan pun berkata “Mi, aku udah berhasil kan buat Litha sakit… aku juga udah mutusin dia karena foto yang berhasil aku ambil ini… aku tuh tahu banget dia gak suka kecoak dan kak Rino itu orangnya care banget ama semua orang jadi pasti bakal ngambilin. Nih liat… gambar yang aku ambil bagus dan pas banget kan? Bahkan sekarang aku juga udah dapetin uang taruhannya. Jadi sekarang kamu mau kan jadian ama aku?” mendengar itu aku samasekali syok dan tak bisa berpikir panjang sehingga menghampiri dia “gue gak nyangka ya, yan lu jahat banget! Lu kira gue ini apaan?!! Maenan lu?? Boneka lu yang bisa lu maenin dan lu buang pas loe udah mulai bosen? Makasih ya yan!” marahku seraya tetap memasang senyum sinis untuk menutupi rasa sakit hatiku dan menamparnya. Akupun cepat-cepat ditarik oleh Mira ke tempat yang lebih sepi. “Lith… maafin gue ya udah salahpaham ama lu… lu gakpapa kan?” Tanya Mira padaku. “gue gakpapa kok … hahahhaha Cuma gini doang mah gak bakal bikin gue sedih lah.. cuma gue kesel aja… hahahhahah” jawabku yang sebenarnya sedang hancur hatinya. “oh iya… lu ditunggu tuh ama kak Rino… kak Rino mau nembak lu tahu Mir… goodluck ya! Sono cepetan lah! Gue gak papa kok … beneran dah…” sambungku. “Lith… tapi gue gak enak ama lu” jawab Mira “haelah woy! Cepetan sono!” jawabku mengusir dia dan diapun akhirnya mau pergi…
Aku yang sedang sangat berantakan saat itupun segera menuju loteng sambil menahan air mataku yang nyaris tak tertahankan itu. Sesampainya diloteng aku langsung menangis karena tak bisa menahan air mata ini… “kenapa sih Ryan kayak gitu?! Tega banget sih!” teriakku dengan suara kencang melampiaskan semuanya karena pasti tak ada yang mendengarku dari atas sini.
Tiba-tiba papaku menelepon dan mendengar suara tangisanku tetapi justru papaku malah pamit padaku bukan menghiburku “angel… papa sama ibu pergi dulu ya….” Aku yang tidak bisa menahan emosiku pun membentak ayahku karena pikiranku sedang kacau “papa ini gimana sih! Papa pernah gak sih mikirin perasaan angel?! Papa kira enak ya ditinggalin sendirian sementara papa enak-enakan liburan sama ibu? Papa juga pernah gak mikirin perasaan mama yang papa tinggal kawin sama ibu?!! Apa papa gak sayang dan peduli ama mama dan angel? Makanya papa kayak gini!! Angel benci sama papa!!!” bentakku kepada ayahku lewat telepon untuk pertamakalinya dan langsung menutup telepon.
Aku yang sedang tambah kacaupun melanjutkan teriakkanku yang sempat terputus karena mendapat telepon dari papaku “kenapa sih hidup gue kayak gini? Gak adil banget sih! Ryan , papa , ibu , semuanya gak ada yang peduli ama gue!!!” teriakku dengan pikiran sangat kacau
“gue… gue mau nyusul mama aja… mama doang yang sayang dan peduli ama gue” kataku seraya menaiki pagar loteng sekolah dan bermaksud bunuh diri…
“kalo gue mati… juga pasti gak ada yang peduli…”
Ketika aku akan melompat… tiba-tiba saja ada yang memelukku dan menarikku dari belakang… “jangan Angel!! Jangan!” teriak orang tersebut melarangku yang suaranya m agueg lagi yaitu Alex “lu gak boleh gini Angel! Papa sama ibu lu sayang dan peduli kok sama lu! Percaya ama gue jel! Mereka ada alasan tersendiri kayak gitu!” kata alex yang sedang berusaha menenangkanku.
“Enggak Lex!! Biarin gue lompat ! lagian juga gak ada yang bakalan peduli kok!” rontaku berusaha melepaskan pelukan Alex… “gue bakalan peduli ngel…” bisik alex ketelingaku yang membuatku menjadi merasa sedikit tenang “ngel…. Dengerin gue… Gue suka ama lu dari dulu ngel… dari ibu lu meninggal… gue suka ama sikap ceria lu .. gue suka sama tawa lu yang selalu bisa lu keluarin disaat sesulit apapun… padahal gue kenal banget lu dari kecil ngel… lu cewek cengeng yang lemah tiba-tiba bisa sekuat ini. Tapi kenapa lu malah jadi kalah Cuma karena masalah Ryan jel?!” kata alex setengah membentakku dan membuatku merasa jauh lebih baik… memang… Kenapa aku baru sadar sekarang? Dari dulu Alex mengusiliku hanya agar membuatku mengalihkan pikiranku dan tidak merasa sedih lagi… Dia peduli sama aku sampai aku udah nampar diapun dia tetap gak marah dan tetap peduli sama aku? Dan di saat itu juga aku baru sadar… Teryata selama ini aku juga suka sama dia… Itu menjawab pertanyaanku yang selalu bertanya mengapa aku hanya bisa menceritakan masalah keluargaku pada Alex?
Alexpun mengantarku pulang … Ternyata papa dan ibuku sangat khawatir padaku … dan di saat itu juga papaku menceritakan kebenarannya “Angel… mamamu berkata pada papa sebelum meninggal agar papa menikah dengan ibu… karena menurut mamamu.. hanya ibu yang mampu membuatmu bahagia… awalnya papa gak mau… Cuma papa gak tahan ngeliad kamu sedih terus…” terang papaku “iya Angel sayang… papa dan ibu juga bukannya liburan… tapi kita kerja Angel.. papa sama ibu cuma mau kamu menikmati masa muda kamu makanya kita berusaha kerja mencari uang untuk kamu” sambung ibu. Akupun memeluk papa dan ibuku sambil menangis “maafin Angel pa.. bu… Angel tahu Angel salah” merekapun memaafkanku walau aku telah membentak mereka seperti itu.
Tiba-tiba saja , Kenya , Vya , Mira , Lucy , Dion , Liana datang kerumahku dengan wajah cemas dan aku berkata bahwa aku aku tidak apa-apa… saat ini Mira sudah berpacaran dengan Kak Rino , Vya dengan Vito anak kelas 1-2, Kenya dengan Ricko anak kelas 1-2 , Lucy dengan Dion , dan Liana dengan kakak kelas XII yang bernama Ivan. Tetapi justru mereka tetap peduli padaku yang sempat kurang peduli dengan mereka saat berpacaran dengan Ryan? Aku meminta maaf dan mereka memaafkanku dengan ikhlas.
Karena hari itu adalah hari Jum’at , Alexpun mengajak kami semua menuju Villanya yang berada di puncak… Alex juga mengajak Kak Rino , Vito , Ricko dan Kak Ivan…
Ketika malamnya… Villa Alex sungguh sangat ramai… akupun pergi menuju loteng Villa Alex dan menatap bintang ketika sudah sampai… belum sampai 15 menit aku sendirian … Alexpun mulai usil seperti biasanya “DOORR!!!” teriak Alex mengagetkanku… “ihh!!! Usil lu dari dulu kagak ilang-ilang!!” marahku “hahahhaha maap… tadi gue kaget ngeliad lu gak ada… gue kira lu ke loteng mau bunuh diri lagi… tahu-tahu malah lagi bengong” ejek Alex. “yeee!!! Kagak kok!!! Orang gue lagi liatin bintang… tahu sendiri dari dulu gue suka bintang… bintang tuh ngingetin mendiang mama gue” jawabku.. “yaaa… terserah lu deh… jadi jawaban lu apa nih?” Tanya Alex “jawaban apaan ?” jawabku bingung… “lu dongo ato apa sih? Tadi siang itu kan gue nembak lu weh…!” kata Alex “hah? Kapan? Bukannya lu nyatain perasaan lu doang? Lagian juga itu boongan kok … gue tahu kali… lagian gue udah nampar lo.. hebat banget lo masih suka sama gue” jawabku. “mulai dah bolotnya , gue serius weh…” aku hanya diam dan tersenyum … akupun juga mengatakan apa yang ku pikirkan pada waktu siang itu… Dan akhirnya akupun berpacaran dengan Alex malam itu juga dan segera kembali ke kamar masing-masing karena malam semakin larut…
Seminggu kemudian Ryan mengajakku balikan karena dia sadar bahwa dia salah memilih Mia karena Mia hanya mengincar uang taruhan yang ada di Ryan. Ryan juga berkata bahwa dia baru sadar bahwa dia sudah menyukaiku beberapa lama… Aku pun dengan tegas menolaknya karena aku sudah punya Alex sambil berkata “HUKUM KARMA ITU BERLAKU” dengan tersenyum
Yaaa… saat ini aku benar-benar mengubah pikiranku… aku telah belajar banyak… Aku ,Merlitha Angelina yang selalu berfikir tak ada Cinta dalam hidupku… ternyata hanya tidak menyadari Cinta di sekitarku… Termasuk Cinta orangtua dan Sahabat-sahabatku… aku Merlitha Angelina , telah belajar banyak Arti dari Cinta Sesungguhnya♥ (J)
“Meski dunia ini terkadang selalu terlihat tidak adil untuk kita dan juga kita merasa kita seperti tak dibutukan ,tetapi… pasti dibalik ketidakadilan itu, ada sebuah kebenaran yang membuat kau merasa dunia tidak benar-benar tak adil… selama kita bisa bersabar dan tetap tersenyum menghadapinya dan yang terpenting adalah jangan bernegatif thinking karena dibalik ketidak adilan itu,pasti ada sesuatu yang membuat kita merasa dibutuhkan, yang biasanya kita sebut TRUE LOVE”
♥~THE END~♥